Friday, April 29, 2011

Selamat Ulang Tahun Bang Panggi



sajak-sajak hari sampai pada waktunya
di kala dunia menyapamu pertama kalinya
sejak dua puluh empat tahun silam
kasih sayang Bapak dan Ibu
selimutimu dari hujan kehidupan
tapi badai kencang tak jua melupakanmu
dan doa mereka membuatmu ada saat ini
mengukir pelangi,
menggoret senyum di hati mereka
Ka, ini harimu lagi
menjadi raja sehari
saat bibir mereka dan kawanmu
berucap doa, hanya untukmu
begitu pun aku
menyelipkan seribu doa dalam sebait sajak;
untukmu

salam
Silvia Ratna Juwita

Depok, 29 April 2011


hhehe.. Selamat ulang tahun yah Kang Panggi.. ^_^
daftar doanya sama seperti sebelumnya dan diplus2in ;)
+ bahagia juga dunia dan akhirat
+ diberkahi Allah sisa umurnya
+ bisa membahagiakan orang tua, sodara, & semua orang di sekitar
+ cepet ketemu jodohnya
+ sukses sama BISTIPnya
+ semuamuanya deh

makan-makan... \^o^/

Friday, April 8, 2011

NIPPON

kala itu hadirnya bagai dewa
menjanjikan cahaya, pelindung, dan pemimpin bagi kami
seluruh mata kami tersabut kabut
entah cucuk apa yang ditancapkan
kami tertunduk pada kekuasaan
kekuasaan mematikan
kalian dewa malah mengiblis
tak hanya cacing perut dibiarkan kelaparan
bangkai pun kalian tebar bagai hiasan
dan dimakan kawannya sendiri
lalu mati jadi bangkai
berisi bangkai

Silvia Ratna Juwita
Depok, 8 April 2011


(terinspirasi setelah membaca dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma)

Wednesday, April 6, 2011

Untukmu Saja

telah kau rasa tanpa kukatakan
ada bara hati terpercik untukmu
tak pula perlu kuacungkan jari
bara itu milikku
tak usah kau pedulikan
biar saja aku yg rasa
kepak sayapmu
terbanglah ke langit itu
berkabarlah
bidadari mana yang kau pilih tuk bercinta
kan kusimak bait-bait kisahmu
tenanglah
bara ini telah kututup salju
tak kan lagi risau itu
bukan menyerah, tapi pasrah
sejenaklah sebelum kau terbang
simpuh kubernyanyi
tak kujanjikan dermagaku menanti
maaf jika kau kembali
layar hatiku telah terkembang


Silvia Ratna Juwita
Ciputat, 6 April 2011

Monday, April 4, 2011

untitled

lelap ragaku
menjelajahi jejak-jejak mimpi dunia
sebentar saja berbaring,
mimpi-mimpi mulai pergi
bulan di pertiga malam,
sinarnya mencuri-curi masuk
menelusup hatiku, mengukir dalam sebuah nama
mata tak lagi terekat, ukirannya mengusik dan terus mengukir,
namanya...
degubku tak lagi dalam irama
goresannya, menggedor air mataku
tak mampu lagi menahan,
kualirkan air pengobat luka, kusucikan tubuh
mengadu dalam rangkaian gerak dan ucap
air mata tak terbendung dalam sujud
kusebut namanya di hadapanMu
dia milikMu
biar saja, jika Kau restui doaku
sekejap ia jadi imamku

Depok, 3 April 2011 ; 21:43 
 
 
Saya pribadi bingung mau menulis judul apa, yang jelas ini memang kisah yang mungkin setiap malam selalu kurasakan ^_^