about stories, vents, reports, fad, impingement of my hearts my life, whatever ~(^o^")~
Saturday, September 21, 2013
Luka Mencintaimu
Friday, August 23, 2013
Diam, Ternyata Aku Menangis
Diam aku harap bisa
Dengan diam aku ingin tahu
Dengan diam aku pinta sadar
Seberapa besar aku menahan ego untuk tetap melupakanmu
Di kala cinta terlalu cepat menggerogoti hati
Yang memancarkan ingatan tentang senyummu
Dalam diam kuharap bersama doa
Kau akan hadir bersama sebait kabar
Tapi doa tidak dijamah Tuhan
Aku bermimpi bersama tangis
Memandang layar yang tak kunjung memunculkan dua kata namamu
Ya...
Aku paham
Ketidakberartiannya diri ini
Ketidak diingatnya nama ini di sejenak pikiranmu
Meski kau selalu tahu seberapa besar rasa yang tercipta karena candamu
Aku menangis karena ulahku
Membiarkan kebodohan menyelimuti nafsu hati untuk memilih tetap mencintaimu dengan segala resiko
Dan kini aku bermandikan duka resiko yang kutanam sendiri
Depok, 23 Agustus 2013; 16.59 WIB
Silvia Ratna Juwita
Wednesday, August 21, 2013
Rasa Ini
Aku mengagumi sosokmu
Bukan karena manisnya senyummu
Bukan karena renyahnya suaramu
Aku menikmati setiap detak degub jantung dari setiap kata dari bibirmu
Dalam bingkai cerita, pujian atau sekedar canda
Lenggok tubuh dan tarian mata terpampang indah
Meski kutahu itu bukan milikku
Sekedar canda yang biasa kau bagikan pada setiap yang di hadapanmu
Ketika hati tak bisa memilih
Pergi pun belum mampu terlaksana
Karena langkah tak ingin jauh pergi
Dan biarkan hati terbodohi harap
Perasaan yang terkuak
Tak terbendung hingga kata mengalir
Dari kejujuran
Dan perjuangan hanya mampu dalam doa
Menunggu waktu yang jemput rasa ini tuk pergi
Depok, 21 Agustus 2013; 6.05 WIB
Silvia Ratna Juwita
Saturday, August 3, 2013
Kamu Berbeda
Semua harusnya tak terjadi menjadi cerita serumit ini di mana semua perasaan terlalu mengalir sesuai arusnya
Bendungannya tak pernah disiapkan karena tak meramalkan akan terjadi sampai pada badai ini
Pada waktu yang seharusnya memang tak perlu datang
Ketika rasa tak seharusnya mudah terbentuk menjadi macam-macam bentuk
Aku yang telah mencoba berdiri pada karang tertinggi dan bersikap angkuh pada kenyataan
Mendapati runyam leburnya perasaan yang tak pernah terduga
Seseorang yang hadir dalam persimpangan rasa menjadi istimewa ketika waktu menciptakan kebersamaan
Padahal datang dengan kecompang-campingan gelak tawa yang jelas semua sekedar canda
Membuat semuanya berbeda, lajurkan prinsip hidup yang tak biasa
Karang tempat berpijak yang rapuh membuatku lemah tak seperti biasanya
Kamu memang berbeda
Bukan cinta biasanya, berhasil menciptakan khilaf yang telah merobek janji
Untuk menyimpan perasaan selamanya sendiri
Depok, 3 Agustus 2013; 16. 22 WIB
Silvia Ratna Juwita
Friday, August 2, 2013
Cinta
Banyak cara ketika cinta menjamu tamunya duduk dalam pusaran hati meski tak ada tempat duduk atau pun sekedar untuk bersandar
Dia meraihnya dengan cerita, mengelabui lelah dengan mimpi dan harapan yang terbuat sendiri
Membuat tamunya asyik melupakan luka dengan nantinya membuat luka baru sampai bertemu pada peraduan pengobatan luka dan pewujud segala mimpi serta harapan
Terbuai dalam tawa yang mungkin berakhir tangisan pilu merongrong dekapan yang belum ditemui
Tersanggah singgahan kebahagiaan yang masih bukan hak milik
Menderapkan langkah sampai entah kapan berhenti tertulis untaian kata kepedihan karena kekeliruan, ketidakberartian atau banyaknya alami perpisahan dari sekian pertemuan
Hingga padanya kepastian
Depok, 2 Agustus 2013; 17.37 WIB
Silvia Ratna Juwita
Tuesday, May 14, 2013
Rama Abi Putro
Abi, panggilan kecil untuk anak laki-laki berumur 9 tahun yang tinggal di kawasan Tanah Kusir ini.
Siapa Abi? |Abi murid privat baru yang sekarang masih duduk di elas 3 SD|
Baru kali ini posting soal murid, entah kenapa menurut gue Abi istimewa, agak membuat hati gue terenyuh. Bukan karena pintarnya, bukan karena juaranya, bukan juga karena senyum canda ramahnya. Tapi karena kebersamaan gue sama Abi.
Pertama kali sampai rumahnya Abi nyambut gue di depan pintu, di situ juga lagi ada supirnya yang lagi cuci mobil. Ya wajah agak oriental, kecil, lincah tapi masih pemalu mengambil tangan kanan gue untuk salim :')
Akhirnya pelajaran dimulai, gue yang mengajar Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan IPS untuk Abi memulai pelajaran pertama Bahasa Indonesia.
Melihat tulisan khas anak seumurannya yang masih besar-besar dan kaku gue ngelihatnya senyum. Maklum, gue biasanya cuma terima murid SMP dan SMA jadi ke-flashback kalau dulu tulisan gue juga kaya gitu. Sambil menikmati kue nastar, semprong dan sirup markisa gue sama Abi larut belajar. Dan namanya anak kecil mereka suka bercerita dengan polos.
Setelah gue lihat dia agak 'jenuh' dengan Bindo akhirnya belajarlah English tentang clock, giving direction and food. Hal yang biasa ketika gue menemukan murid gue lebih tertarik belajar bahasa orang lain ketimbang bahasanya sendiri.
Sepanjang waktu gue sama Abi ngomong English, hebat ya anak zaman sekarang masih sekecil itu sudah agak fasih ngomong Englishnya. Ketika belajar gue memandangi ke seluruh isi kamarnya yang didominasi warna biru dan putih; banyaknya koleksi mobil-mobilan. Hal yang cukup bikin gue tertarik banyaknya medali serta piala kejuaraan taekwondo, sepakbola, lari serta terlihat juga prakaryanya sebuah lukisan timbul yang terbuat dari tissu bergambar ondel-ondel. Abi banyak cerita bagaimana dia memperoleh penghargaan tersebut.
Adzan maghrib pun tiba, akhirnya Abi ngajak gue shalat "Ka, solat yuk.." gue sama Abi ambil wudhu di lantai satu, sambil menuju kamar mandi gue minta Abi menerapkan pelajaran giving direction-nya. Setelah wudhu, gue shalat jamaah sama Abi, dengan polosnya dia bilang "Ka aku ga hapal qomat, ajarin ya..", setelah bimbing qomat gue sama Abi solat maghrib, selesai solat dan berdoa Abi salim lagi sama gue, oh God I've a new brother :')
Selesai shalat, pembantu Abi mengantarkan makan malam, waa gue sama Abi sama-sama suka perkedel. Abi bilang "Ka kita lomba banyak-banyakan makan ya", haduh nolak ga mungkin tapi ga nolak gue lagi diet akhirnya gue pura-pura mengalah :p hihihi
Akhirnya pas gue mau pulang dan pamit sama nyokapnya Abi, ibunya bilang "Abi itu susah makan Ka sebenernya, kalau dia begitu berarti dia nyaman sama Kaka,".. Wah Abi, aku juga ngerasa nyaman kok, entah kenapa ngerasa punya adik. Semangat belajarnya ya Abi, kita masih ketemu terus kok ^^
Silvia Ratna Juwita
Depok, 14 Mei 2013; 20.51 WIB
Sunday, May 12, 2013
Hello 22 yo :)
surprised dari Ami Balqis, Ka Utha sama Mambo ^^ |
segala macam bentuk ucapan ulangtahun ^^ |
Red Velvet dari keluarga ^^ |
hmmm, apa istimewanya dapet gelar di tanggal segitu? BANYAK!
gue dapet gelar itu di umur gue yang ke 21 tahun 3 bulan 3 hari dan masa kuliah untuk tingkat S1 yang berakhir di penghujung semester 8 berhasil gue tempuh dalam waktu 3 tahun 7 bulan, merupakan kebanggaan tersendiri karena dari satu angkatan gue merupakan 1 dari 2 anak yang tidak sampai mengeluarkan bayaran untuk semester 9 (ga seberapa sih nominalnya tapi tetep aja seneng).
Selesainya perkuliahan itu akhirnya dirayakan dengan wisuda pada 3 November 2012 dengan kebanggaan juga karena IPK gue mampu ngebuat mama duduk di balkon (di dalam auditorium) karena IPK yang tidak sesuai standar keluarga hanya ditempatkan di tenda saja.
ya, di umur gue yang tinggal selang 12 hari menuju 22 tahun, gue resmi diterima menjadi mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ) untuk jurusan Pendidikan Bahasa. Kebanggaan itu semakin bertambah karena gue mampu bayar uang kuliah gue sendiri dengan gaji gue sendiri dengan total nominal Rp13.500.000,-. Mungkin nominal itu tak seberapa bagi orangtua tapi buat gue pribadi, kuliah tanpa ngebuat keluarga ikut 'kontribusi' biaya adalah hal yang memuaskan hati pribadi meskipun sebenernya mereka juga ingin membantu bayar.
yaaa benar dalam waktu 1 tahun dari umur 21 tahun menuju 22 tahun selain gue terpisah dengan teman-teman kelas, gue juga banyak bertemu dengan orang-orang baru yang akhirnya menjadi sahabat-sahabat baru, keluarga baru dengan jalan yang tak terkira. Banyak kisah dari orang-orang yang datang dan pergi menghadirkan pembelajaran hidup tersendiri untuk pendewasaan pribadi gue sendiri. Apapun yang telah terjadi gue belajar memahami segala yang terjadi dalam hidup memang sudah skenario hidup yang notabennya harus terus gue hadapi. Dan gue yakin gue bisa dan harus mampu ^^
Depok, 12 Mei 2013; 21.20 WIB
Friday, May 10, 2013
Cinta dengan Diam; Belajar Ikhlas
Entah apa, cinta memang bukan hal yang harus diprioritaskan utama dalam hidup namun kehadirannya memang di luar kehendak pribadi. Siapa pun yang tercinta bukan karena memilih melainkan ia terpilih oleh hati. Andai saja hati seperti robot, sejak sebelum cerita itu dimulai mungkin sudah menyusun aturan kapasitas rasa yang akan tercurah, namun sayang kenyataan tak dapat dipungkiri bila hati bukanlah hal yang dapat diatur.
Depok, 10 Mei 2013; 19.51 WIB.
Wednesday, February 13, 2013
Undangan Pernikahan Online? Coba ke datangya.com :)
Tidak hanya itu, undangan cetak yang terbuat dari kertas dengan sebagus-bagusnya, mungkin nantinya akan menjadi bagian benda yang teronggok di tumpukan sampah dan menjadi hal yang tidak bisa dikenang lagi wujudnya.
Silvia Ratna Juwita
Depok, 13 Februari 2013
Saturday, January 12, 2013
Soal Cinta ^^
"Cintai seseorang dengan wajar bila pun nanti sakit, adalah sakit yang wajar yang akan terasa tapi tidak bila kebahagian yang didapat"
Depok, 12 Januari 2013; 20.48 WIB
Silvia Ratna Juwita
Thursday, January 10, 2013
[kita] cuma Manusia Biasa :')
kukatakan...
diam telah menjamur dengan
tanya...
biar saja kusapa dirimu dalam doa...
di balik sujud
yang menggelinang
air mata...
-Silvia Ratna Juwita-
lupa kapan bikin itu foto, kalau nggak salah sih sekitar tanggal 29 September 2011, ngeeek lama juga ya.. sebenernya sih nggak ada unsur kesengajaan bikin foto dengan goretan tulisan yang asli ide kreatif sendiri. Di situ sih tersirat kalau aku udah ngerasa pasrah aja sama hal-hal yang terjadi, udah nggak ngerti lagi gimana caranya ngadepin masalah, yang endingnya cuma bisa diselesaikan dengan DOA
Oke guys, mungkin memang benar kali ya, setiap permasalahan kita pasti selalu ada jalan keluarnya entah itu kapan, mungkin harus sabar-sesabar-sabarnya, yakin saja kalau Allah akan bantu nunjukin jalan, istilahnya Dia sayang sama kita, jadi dengan adanya masalah kita dibuat ingat terus sama Dia melalu doa yang selalu meminta kepadaNya, karena nggak ada tempat lagi untuk kita meminta selain Dia. Ya kan? ^^
Tapi ya, kita sebagai manusia [opini pribadi] mau manusia apapun, pemimpin kek, pegawai, pengemis, pengangguran, atau apapun semua tetap manusia *yaiyalah masa alien!! Ouups, alien ada beneran?? || tau || oke balik..*
Manusia manapun PASTI pernah ngelakuin kesalahan, entah yang disengaja ataupun tidak, yang terkadang kesalahan itu bisa jadi menyakiti orang di sekitarnya atau malah jadi bahan cemooh juga. Memang sih kita [red: manusia] hatinya tidak bisa selalu menjadi manusia yang super duper baik, rasa jengkel, kesal, benci, PASTI pernah ada kelintas dah *walaupun sebentar | hayo ngaku, iya kan pernah? | selow aja aku juga sama ^^* wajar kok, toh kita memang manusia biasa, tapi kan nggak salah kalau kita mencoba menjadi manusia yang ga biasa *BERUBAAAH jadi alien..?!! || bukan gitu maksudnya -___-*
Ya maksudnya gini, kalau ada orang lain entah teman, saudara, atau siapapun melakukan kesalahan, yah kita ga usah lah ngejudge dia, jauhin dia, menghina, atau membenci, hal itu ga akan ngebuat kita jadi diri yang akan terlihat lebih baik kok. Justru kita sama aja, bahkan bisa jadi lebih buruk, malahan kan di mata Allah semua manusia itu sama yang membedakan hanya amal dan ibadahnya saja, iya kan?
Berat sih emang, rasanya juga susah untuk dilakuin, mungkin juga pembaca ada yang langsung bilang *ngomong doang mah enak!! ya kan? || astaghfirullah su'udzhon kan jadinya, maaf ya ^^* tapi ga ada salahnya kan dicoba, ikhlas ga ikhlas sih, makanya kita belajar ilmu ikhlas dari setiap apa yang terjadi sama kita.
Ya, aku mau coba nge-tips atau punya angan-angan kali ya, gini nih:
- kalau misalnya orang lain punya salah sama kita dengan sengaja, sesalah-salahnya apapun dia coba deh bilang ke orang yang bersangkutan tentang kesalahannya, mungkin mereka punya alasan yang cukup berarti yang bisa ngebuat kita netralisir kemarahan kita, ya kan? Intinya saling bicara dan terbuka, biar semua permasalahan bisa dirembukin bersama, kan kita makhluk sosial. Intinya setiap orang itu berhak punya kesempatan untuk memperbaiki dirinya lagi, masa iya kita masuk surga maunya sendirian aja? Kan ga seru juga ^^
Sampaikan saja kesalahan biar si pelaku bisa belajar dan menyadari kesalahannya. Apalagi kalau dia sebenarnya ga sengaja ngelakuin kesalahan itu, tapi kita udah ngasih stigma kalau dia itu jahat, hayoo jadinya yang jahat siapa? Iya kalau kesalahannya itu sengaja, nah ini ga sengaja tapi kita udah nyuekin berlaku tidak adil yang justru malah nyakitin hatinya, ga taunya dia malah berdoa sama Allah buat tahu kesalahan dia sampai nangis padahal dia ga tau apa, gimana tuh? Siapa tuh yang jahat jadinya? ^^
Sebaik-baiknya kita sebagai manusia menurut aku kita pasti punya salah, banyak salah malah. Ga susah kan sebenarnya maafin orang lain, tinggal ambil cermin diri dan ngaca, apakah kita manusia yang selalu benar?
- nah kita sebagai pribadi sendiri ga ada salahnya kok minta maaf, terlepas dari mereka mau memaafkan atau ga, kita salah atau ga, ga papa kok hal itu dilakuin, toh meminta maaf ga akan pernah nurunin derajat kita di mata Allah *entah sih kalau di mata sesama manusia, yang penting kan penilaian Maha Pencipta kan bukan yang diciptakan?*
Minta maaf pun harus tulus, kalau mereka ga mau maafin ya sudah, itu kembali lagi biar saja Allah yang Maha Pemaaf yang menilai.
Satu hal yang sulit menurut aku, adalah kita belajar untuk memaafkan kesalahan diri sendiri. Kadang kita ngerasa gengsi ga mau ngakuin kesalah diri sendiri dan itulah yang ngebuat kita selalu jadi pengecut sendiri, sembunyi di balik kesalahan.
Minta maaf saja, minta maaf yang tulus. Insya Allah selalu ada jalan menyelesaikan semua masalah. Amin allahumma amin
Buat semua teman-teman kalau aku [Silvia Ratna Juwita] punya salah maafin ya, maklum cuma manusia biasa
Depok, 10 Januari 2013; 21.20 WIB
Silvia Ratna Juwita
Monday, January 7, 2013
Maafin Aku Ya 5cm :'(
http://us.images.detik.com/content/2012/12/17/229/5dlm.jpeg |
kali ini aku pengen bahas soal film yang lagi (mungkin masih) booming sih, apalagi kalau bukan 5cm yang diangkat dari novel karya Donny Dhirgantoro. Sebelum ngereview cerita dulu ah, jadi gini aku kenalan sama ini novel yah tahun 2009, novelnya itu kebetulan hadiah ulangtahun dari temannya si kakak. Awalnya sih (jujur ga pakai bohong) berhubung aku bukan anak yang termasuk berminat dengan membaca, baca apaan aja males banget dah, apalagi ngelihat novelnya tebel banget, makin-makin males aja deh. Tapi suatu waktu, lagi ngerasa ga mood banget, bingung mau ngapain akhirnya baca juga itu novel, bayangin novel segitu tebelnya abis dalam waktu 3 hari *ketahuan banget ga suka baca* hahaha.. yah yang penting dibaca ya..