Friday, August 23, 2013

Diam, Ternyata Aku Menangis

Diam aku harap bisa
Dengan diam aku ingin tahu
Dengan diam aku pinta sadar
Seberapa besar aku menahan ego untuk tetap melupakanmu
Di kala cinta terlalu cepat menggerogoti hati
Yang memancarkan ingatan tentang senyummu

Dalam diam kuharap bersama doa
Kau akan hadir bersama sebait kabar
Tapi doa tidak dijamah Tuhan
Aku bermimpi bersama tangis
Memandang layar yang tak kunjung memunculkan dua kata namamu

Ya...
Aku paham
Ketidakberartiannya diri ini
Ketidak diingatnya nama ini di sejenak pikiranmu
Meski kau selalu tahu seberapa besar rasa yang tercipta karena candamu

Aku menangis karena ulahku
Membiarkan kebodohan menyelimuti nafsu hati untuk memilih tetap mencintaimu dengan segala resiko
Dan kini aku bermandikan duka resiko yang kutanam sendiri


Depok, 23 Agustus 2013; 16.59 WIB
Silvia Ratna Juwita

Wednesday, August 21, 2013

Rasa Ini

Aku mengagumi sosokmu
Bukan karena manisnya senyummu
Bukan karena renyahnya suaramu

Aku menikmati setiap detak degub jantung dari setiap kata dari bibirmu
Dalam bingkai cerita, pujian atau sekedar canda

Lenggok tubuh dan tarian mata terpampang indah
Meski kutahu itu bukan milikku
Sekedar canda yang biasa kau bagikan pada setiap yang di hadapanmu

Ketika hati tak bisa memilih
Pergi pun belum mampu terlaksana
Karena langkah tak ingin jauh pergi
Dan biarkan hati terbodohi harap

Perasaan yang terkuak
Tak terbendung hingga kata mengalir
Dari kejujuran
Dan perjuangan hanya mampu dalam doa
Menunggu waktu yang jemput rasa ini tuk pergi

Depok, 21 Agustus 2013; 6.05 WIB
Silvia Ratna Juwita

Saturday, August 3, 2013

Kamu Berbeda

Semua harusnya tak terjadi menjadi cerita serumit ini di mana semua perasaan terlalu mengalir sesuai arusnya
Bendungannya tak pernah disiapkan karena tak meramalkan akan terjadi sampai pada badai ini
Pada waktu yang seharusnya memang tak perlu datang
Ketika rasa tak seharusnya mudah terbentuk menjadi macam-macam bentuk
Aku yang telah mencoba berdiri pada karang tertinggi dan bersikap angkuh pada kenyataan
Mendapati runyam leburnya perasaan yang tak pernah terduga
Seseorang yang hadir dalam persimpangan rasa menjadi istimewa ketika waktu menciptakan kebersamaan
Padahal datang dengan kecompang-campingan gelak tawa yang jelas semua sekedar canda
Membuat semuanya berbeda, lajurkan prinsip hidup yang tak biasa
Karang tempat berpijak yang rapuh membuatku lemah tak seperti biasanya
Kamu memang berbeda
Bukan cinta biasanya, berhasil menciptakan khilaf yang telah merobek janji
Untuk menyimpan perasaan selamanya sendiri


Depok, 3 Agustus 2013; 16. 22 WIB
Silvia Ratna Juwita

Friday, August 2, 2013

Cinta

Banyak cara ketika cinta menjamu tamunya duduk dalam pusaran hati meski tak ada tempat duduk atau pun sekedar untuk bersandar
Dia meraihnya dengan cerita, mengelabui lelah dengan mimpi dan harapan yang terbuat sendiri
Membuat tamunya asyik melupakan luka dengan nantinya membuat luka baru sampai bertemu pada peraduan pengobatan luka dan pewujud segala mimpi serta harapan
Terbuai dalam tawa yang mungkin berakhir tangisan pilu merongrong dekapan yang belum ditemui
Tersanggah singgahan kebahagiaan yang masih bukan hak milik
Menderapkan langkah sampai entah kapan berhenti tertulis untaian kata kepedihan karena kekeliruan, ketidakberartian atau banyaknya alami perpisahan dari sekian pertemuan
Hingga padanya kepastian

Depok, 2 Agustus 2013; 17.37 WIB
Silvia Ratna Juwita