Saturday, August 28, 2010

Ketika Bulan Terbagi



Ketika Bulan Terbagi

Aku pemimpi
Sendiri kumerebah di kamar
Mengosongi serpihan pikiran yang kudapat di balik pintu
Harmoni angin syahdu, melantunkan melodiku
Kesadaran mengambang di langit-langit
Mata lelah terjaga, dan mimpi merajai
Terdengar ketukan di balik daun jendela
Melangkahkan kesadaranku
Ternyata bulan iseng menggodaku
Menyapaku, mengajakku menikmatinya
Yang utuh sendiri
Sinarnya lembut membelai hatiku
Malam yang sempurna
Bulan menjadi milikku sendiri
Sembilan puluh malam, sembilan puluh mimpi
Bulan utuh menjadi kekasihku
Malam sembilan puluh satu
Kudatangi kejora
Bulan dan kejora menari di tengah langit malam
Aku duduk terdiam, hanya mampu memandang
Hanya mampu menikmati, pancaran sinar kebahagiaan mereka
Dan aku kembali menjadi pemimpi


Silvia Ratna Juwita
Depok, 28 Agustus 2010

Saturday, August 14, 2010

Untuk sahabatku Ian, Ety, Anty :)

Untuk sahabatku Ian, Ety, Anty :)

****
Karang
Silvia Ratna Juwita

Menyemai langkah ke pesisir pantai
Melihat deburan air bergelumat hantam karang
Angin tak kalah ramai merobohkan
Dan karang tetap menjadi karang
Dia tetap berdiri meski ikan tak lagi ingin berlindung
Rinai hujan gemercikan ingatan
Mengenang suka dalam duka
Mencairkan kasih dalam kehangatan

=####=
Begitu pula kasih kita sahabat
Yang akan kuat seperti karang
Tetap bersatu, meski dunia menggoda
****

persahabatan tak selamanya manis, dari masa lalu aku belajar, di hidup ini kita tak sendiri, banyak orang2 di sekitar kita. Ada yg suka & ad yg ga. Aku jg belajar bgmn hrs bersikap, terimakasih untuk semuanya sahabat, utk semua kasih sayangnya, kesabarannya, kepercayaannya, semuanya :)
Suatu saat nanti pasti akan ada cobaan lg, tp semoga apa2 yg tlah kita alami, tak lg bsa meruntuhkan apa2 yg ada :)
Vi sayang kalian ^__^
have a nice day =)

Thursday, August 12, 2010

Maafin Vi :'(

Sudah 4 semester aku kuliah, sudah banyak mengenal teman baru, lingkungan baru, semua yang belum pernah aku temui sebelumnya. Kemarin tanggal 22 Juli 2010 aku dan teman sekelasku pergi ke Anyer mengisi waktu liburan, saat itu aku punya teman yang cukup dekat di hatiku, aku menganggap mereka lebih dari teman-temanku yang lainnya. Saat di bus, kami berenam masih bersama, duduk berdekatan, bercanda bersama, tertawa bersama.
Malam pertama tiba di Anyer kami sekelas terbagi menjadi tiga kelompok, kelompok pertama asik bermain "poker", kelompok kedua teman-teman yang cewe asik ngumpul meriung di atas saung pinggir pantai, dan kelompok terakhir hanya tiga orang salah satunya aku, aku dan kedua temanku yang lain asik main "ngerjain". Malam itu meski terbagi tiga kelompok kami masih merasa satu, aku juga masih merasa satu dengan lima teman dekatku yang lain.
Hari kedua di Anyer, jadwal kami adalah pergi ke Pantai Carita, sebelum ke Carita aku masih sempat main air di samping villa yang kami tempati, tapi sekembalinya aku ke kamar, entah kenapa perubahan sikap kelima teman dekatku yang aku rasa cukup sinis, di situ perasaanku mulai ga enak, sedih melihat perubahan sikap mereka yang aku sendiri ga tau apa alasannya, bahkan waktu mau ke Carita teman duduk sebangku di bus pun jadi berubah posisi, aku melihat mimik wajah mereka yang sepertinya sangat benci sama aku dan yang akhirnya duduk di sampingku pun meski masih tersenyum lebar dan aku foto bareng tapi tetap ada perbedaan yang aku rasakan, tapi aku mencoba untuk postive thinking dari semua kejadian itu.
Setibanya di Carita, kami ada jadwal makan siang sebelum mulai main air. Satu bungkus nasi itu porsinya untuk tiga orang, kami berenam terbagi menjadi dua saat makan pun aku melihat temanku begitu sinisnya memberi bungkusan nasi dan sayurnya, selera makanku rusak saat itu juga, aku cuma bisa makan sedikit, rasanya ingin sekali nangis saat itu, tapi aku coba tahan, aku ga mau merusak suasana.
Selesai makan, selesai solat dzuhur kami langsung main banana boat, satu banana bertujuh, empat dari kami berenam, tida lainnya dari teman sekelasku yang lain. Saat-saat main air itu aku merasa keakraban kami memulih, kami merasa baik kembali, apalagi saat kami main ban, aku bertiga dengan teman dekatku. Terasa sekali kebersamaannya, aku pikir mulai saat itu mungkin semua sudah kembali, tapi ternyata setelah semua permainan selesai sikap dingin mereka kembali lagi. Entahlah rasanya aku ingin cepat pulang ke rumah.
Malam terkahir di vila kami ada acara api unggun, games, bakar jagung. Saat bakar jagung aku sudah sangat tidak nyaman dengan kondisinya, dengan acaranya, sikap mereka, dan badanku mulai terasa sangat panas. Aku memutuskan masuk ke kamar sendiri, aku tidur membiarkan jagungku terbakar sendiri. Tak lama kemudian salah satu temanku juga masuk ke kamar, dia tidur di sampingku, dia bilang badannya lagi ga enak. Aku merasa saat itu hanya temanku itu saja yang tidak berubah denganku.
Tiba waktu pulang, aku merasa ingin cepat sampai rumah.
Setibanya di rumah badanku drop, hari minggu aku masih sempat menghadiri workshop bersama temanku, tapi setelah itu rasanya aku sudah tidak punya tenaga lagi. Apalagi ketika melihat status updates temanku di salah satu jejaring sosial yang ingin memutuskan pertemanan dengan teman yang merugikan dan membuat imagenya jelek, saat itu juga aku merasa kata-kata itu buatku. Aku cuma bisa menangis, menahan sakit jasmani dan batinku, aku berusaha mengingat-ingat apa kesalahan sesungguhnya yang telah aku perbuat, kesalahan fatal apa yang aku lupakan. Dua minggu berlalu, kondisi itu juga tak berubah, setiap harinya aku cuma bisa pasrah dan berdoa agar semua terbuka sejelas-jelasnya apa yang telah terjadi. Aku merasa malu dan hina dengan keadaanku sendiri, tapi aku mencoba ikhlas dengan semua yang ada.
Suatu hari aku tak pernah menyangka, temanku yang buat status itu sms aku tentang jarkom, akhirnya aku tak ingin masalah di antara kami larut terlalu lama, kami smsan saling menyalahkan diri sendiri dan meminta maaf. Dan akhirnya aku tau kalau ada yang memberikan omongan yang ga enak tentang aku yang membuat aku kecewa dan yang menyampaikannya adalah salah satu teman dekat kami juga.
Setelah semua masalah terjelaskan sejelas-jelasnya persahabatan mereka berlima merenggang, aku bertiga dengan temanku, dan temanku yang memberikan berita itu dan dua yang lainnya menjalani hidupnya masing-masing.
Sebelumnya aku merasa sangat nyaman dengan keadaan itu, tapi hari ini aku melihat status updates temanku di facebook

:: ini gw apa ada nya !

ga ngerti knpa tiba" kalian brubah ?!
ada yg slah di gw ?
kl mmng ia, mnding di omongin .
...ga hrus ngediemin gw ky gni !

******

Ya Allah ya Tuhanku, aku ga tau lagi, aku merasa salah banget dengan semua yang terjadi saat ini mungkin memang semua yang terjadi saat ini semuanya adalah salahku, mungkin memang seharusnya aku yang tak pernah hadir di antara persahabatan mereka. Sepertinya lebih baik aku yang mundur, aku ga mau persahabatan mereka merenggang hanya karena kehadiranku yang tidak penting. Untuk Ety, Anty maaf kalau Vi membuat semua keadaannya jadi seperti ini, terimakasih untuk semua yang telah kalian berikan, untuk Ian, terimakasih waktu itu sudah menemaniku mengclearkan semua masalahnya, tapi untuk saat ini Vi sadar, Vi cuma bisa buat masalah aja di antara kalian. Persahabatan kalian sayang kalau harus berakhir begini. Terimakasih banyak.