Saturday, July 9, 2011

First Love (A Crazy Little Thing Called Love) || Jatuh Cinta Diam-Diam

http://bit.ly/o0gcBM
12.58 AM, itu jam yang tertulis di pojok kanan bawah laptop yang kulihat dengan mata sembap, hidung tersumbat bukan karena pilek tapi karena nangis nonton film Thailand, First Love (A Little Thing Called Love).
Nih buktinya tissu yang berjatuhan karena film itu..

Film yang menceritakan tentang seorang perempuan bernama Nam yang jatuh cinta dengan seniornya bernama Shone. Nam, seorang gadis berkulit hitam, tidak termasuk gadis 'cantik' di sekolahnya mencintai Shone, senior yang paling tampan di sekolah itu, banyak anak perempuan yang menyukainya, memberinya macam-macam hadiah, tentu saja ia mencintai Shone dengan diam-diam dia tidak berani mengatakan perasaannya yang sebenarnya. Perubahan demi perubahan pada diri Nam yang mengarah lebih cantik dan semakin dikenal di sekolahnya membuat dirinya bisa lebih dekat dengan Shone, bukan sebagai pacar Shone, tapi sebagai kekasih Top --teman baik Shone--. Meskipun sebenarnya Nam tidak pernah berkata "ya" menerima permintaan Top untuk menjadi kekasihnya, Top menganggap diam berarti "iya". Terjadilah cinta segitiga antara Top, Nam dan Shone, sampai pada Nam marah kepada Top karena telah mencium pipinya di acara ulang tahun teman Top, tentunya di depan Shone.
Pada kelulusan sekolah, teman-teman Nam memaksanya untuk mengatakan perasaan Nam yang sejujurnya kepada Shone ketika acara "tanda tangan baju sekolah". Nam pun mengutarakan semua perasaan yang dia pendam selama 3 tahun dengan menyerahkan seikat mawar putih tapi ternyata Shone sudah berpacaran dengan Pin, teman dekat Shone selama seminggu. Hati Nam pun luluh lantah, ia tak mampu menyembunyikan luka hatinya meskipun ia mengatakan "aku baik-baik saja".
Hari itu menjadi hari yang menyakitkan, tidak hanya untuk Nam tapi juga untuk Shone, karena sebenarnya dia juga telah mencintai Nam, Shone yang juga menyukai fotografi selalu meng"candet" Nam, ia pun juga selalu terbakar cemburu ketika melihat Nam bersama Top.
Tapi takdir tak langsung saja menyatukan mereka. 9 tahun setelah malam itu Nam dan Shone baru bertemu di acara televisi, di situlah cinta mereka dipersatukan.
****
yang jelas apa yang aku tulis itu belum cukup menggambarkan betapa menyentuhnya film ini. Nilai subjektivitas pun juga muncul dari diriku pribadi yang merasakan hal seperti apa yang Nam rasakan "mencintai seseorang dengan diam-diam", meskipun diam-diam dari gelagatnya, Nam sangat mudah ditebak perasaan sebenarnya terhadap Shone, begitu pun dengan apa yang saya lakukan, meskipun telah diam-diam aku menyadari kalau mungkin sebenarnya dia sudah tahu apa yang aku rasakan sebenarnya, terlebih lagi banyak hal di luar teknis yang terjadi. Tapi aku tak bisa seperti Nam yang berani mengutarakan perasaannya itu, entah sampai kapan aku memilih untuk diam. Mungkin sampai dia bicara, atau sama sekali tak kan pernah ada masa itu.
Dari film ini pesan "bercinta"nya sangat kental.
- ungkapkanlah apa yang kamu rasakan sebenarnya, jangan menunggu waktu yang bicara, jangan biarkan hatimu meraung sendiri, karena lebih baik sakit di awal daripada sakit di akhir ketika cinta itu telah tumbuh begitu besar.

Berikut ada quote menarik tentang jatuh cinta diam-diam yang ada di dalam buku Raditya Dika yang berjudul Marmut Merah Jambu:
- Pada akhirnya, Orang yg jatuh cinta diam-diam hanya bisa mendoakan.

- Orang yang jatuh cinta diam-diam pada akhirnya menerima. Orang yang jatuh cinta diam-diam paham bahwa kenyataan terkadang berbeda dengan apa yang kita inginkan. Terkadang yang kita inginkan bisa jadi yang tidak sesungguhnya kita butuhkan. Dan sebenarnya, yang kita butuhkan hanyalah merelakan. Orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa, seperti yang mereka selalu lakukan, jatuh cinta sendirian.


Jadi apakah kamu yang jatuh cinta diam-diam akan tetap diam? --kalau aku, IYA--


Silvia Ratna Juwita
Depok, 9 Juli 2011; 11.25 WIB

4 comments:

  1. dari pada cinta mengalir melewati sungai hati dan bermuara dan bersedimentasi di muara ketikpastian semestinya di katankan biar hanyut sekalian di lautan....

    ReplyDelete
  2. hhehe... semestinya sih gitu tapi akunya masih takut patah hati, nanti aja kalau aku benar-benar sudah siap patah hati. Baru deh. Atau ga biar waktu aja yang jawab :D

    ReplyDelete
  3. Sil, GUE SEDIH BANGET NONTON FILM YANG LO KASIH ITU! Ceritanya 11:12 sama gue lah. Gue nunggu orang yang gue suka. Tapi bedanya, gue enggak mungkin Happy Ending kayak Nam dan Shone, itu aja :D

    ReplyDelete
  4. hhoho... ayooo bikin ending yang sama kaya Nam dan Shone.. gue dukung ko, setidaknya lo bisa lebih berani daripada gue ^_^

    ReplyDelete